Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mbah Moen Tak Mungkin Didikte, Tegas PBNU soal "Doa yang Ditukar"

Mbah Moen Tak Mungkin Didikte, Tegas PBNU soal "Doa yang Ditukar"

Mbah Moen Tak Mungkin Didikte, Tegas PBNU soal "Doa yang Ditukar"


Ketua Pengurus Harian Tanfidizyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas menyebut pembuat puisi 'Doa yang Ditukar' tidak etis jika ditujukan kepada Maimoen Zoebair atau Mbah Moen. Menurutnya, pembuat puisi tersebut pun tidak memahami tata pergaulan lingkungan kiai.

Diketahui, pembuat puisi 'Doa yang Ditukar' adalah Wakil Ketua DPR fraksi Gerindra Fadli Zon. Puisi tersebut menuai pertanyaan dari sejumlah tokoh, misalnya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan putri Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid.

"Tidak etis. Tampak jelas bahwa pembuat puisi tidak mengenal tata pergaulan di lingkungan kiai," ucap Robikin kepada wartawan melalui pesan singkat, Rabu malam (6/2).


"Jika address puisi tersebut diantaranya ditujukan ke Mbah Maimoen, saya sangat menyayangkan," lanjutnya.

Robikin menegaskan bahwa Maimoen adalah tokoh sepuh di kalangan ulama. Wawasan dan ilmunya sudah sangat mumpuni. Karenanya, keliru jika ada yang menganggap Maimoen didikte saat berdoa bersama Presiden Joko Widodo, ketua umum PPP Romahurmuziy dan tokoh lainnya.

"Mbah Maimoen tak mungkin bisa didikte," ucap Robikin.

BACA JUGA : Sandiaga Jenguk Pengasuh Pesantren Al Falah Kediri yang Sakit, "Beliau Seperti Orangtua Saya Sendiri"



Robikin menegaskan substansi doa yang diucapkan Maimoen memang ditujukan kepada Jokowi yang duduk di sampingnya. Menurut Robikin, hal itu pasti dipahami oleh kalangan yang bisa berbahasa Arab.

"Apalagi dalam doa bahasa Arab tersebut secara gamblang menyebut periode kedua," ujar Robikin.

Momen Presiden Jokowi dan Maimoen Zoebair berdoa bersama menjadi topik pembicaraan hangat sejak beberapa hari yang lalu. Terutama ketika Maimoen mengucapkan nama Prabowo Subianto dalam doa lalu Ketum PPP Romahurmuziy membisikkan sesuatu kepada Maimoen.

Video itu lantas tersebar luas di media sosial. Kubu penantang yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno begitu semangat mengkritik sikap Romahurmuziy. Mereka menilai Romy tidak patut mendikte seorang tokoh ulama sepuh sekaliber Maimoen.

Romy lantas mengklarifikasi melalui akun Twitter. Pada intinya, dia mengaku tidak mendikte Maimoen. Romy juga menjelaskan substansi doa Maimoen adalah mendoakan Jokowi agar bisa menjadi presiden dua periode. Namun, terselip lidah hingga terucap nama Prabowo.

sumber : CNNindonesia