Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Cinta Paling Indah Dalam Sejarah Islam, Subhanallah


Jatuh cinta setiap hari? Hampir setiap hari pasti semua orang merasa jatuh cinta, pada anaknya, suami, istri, orang tua, dan yang lainnya.

Namun kadar cinta yang benar-benar didambakan adalah kisah cinta yang seperti Fatimah az zahra dan Ali bin abi Tholib.  Fatimah yang cantik, dengan segala kelebihan yang dia miliki dan Ali bin abi tholib yang gagah  sekuat herkules yang siap memberikan perlindungan kepada sang putri meski ia mengaku tak punya kekayaan, tapi ia punya cinta untuk  Az zahra. dan sang putri cantik pun mengajarkan kepada pangeran bagaimana cara mencintai. Sehingga sang pangeranpun bertekukuk lutut mencintai sang putri.

Sejarah mencatat kisah cinta mereka,

Kisah cinta yang sudah terpendam sejak lama, kisah cintanya sangat terjaga kerahasiaannya dalam kata, sikap dan ekspresi mereka bahkan konon syetanpun tak bisa mengendusnya, mereka bisa menjaga izzah mereka,  hingga Alloh telah menghalalkannya.

Ali sudah menyukai fatimah sejak lama, kecantikan putri Rosululloh ini tak hanya fisikly saja, kecantikan Ruhaninya melintasi batas hingga langit ketujuh…kendalanya adalah perasaan rendah dirinya, mampukah ia membahagiakannya dengan keadaannya yang serba terbatas.

Ali juga sempat patah hati dua kali, dua sahabat terdekat Rosululloh (Abu bakar dan Umar bin khotob) juga  telah mendahuluinya, dan menyusul Abdurahman bin auf melamar sang putri dengan membawa 100 onta bermata biru dari mesir dan 10.000 dinnar.kalo diuangkan dalam rupiah kira kira 55 milyar.

Alhamdulillah… lamaran bermilyar-milyar itupun di tolak oleh Rosululloh, ternyata kekhawatiran Ali bin abi tholib belum berakhir sampai di sini karena ternyata sahabat yang lainpun melamar sang az zahra, Usman bin affan pun memberanikan dirinya melamar sang putri, dengan mahar seperti yang di bawa oleh Abdurahman bin auff, hanya ia menegaskan kembali bahwa kedudukannya lebih mulia di banding Abdurahman bin auf karena ia telah lebih dahulu masuk islam.

Tidak dinyana tidak di duga, ternyata Rosulullohpun menolak lamaran Usman bin affan, bahkan di sebuah riwayat (abas Azizi hal 162) di ceritakan Rasulullah menggenggam batu kerikil dan kemudian membukanya, terlihat batu itu menjadi batu mulia dan beliau menunjukkannya sambil berkata” apakah engkau hendak menakut nakutiku dengan hartamu?”

Empat sahabat sudah memberanikan diri dan mereka telah di tolak oleh Rosululloh saw, kini giliran Ali bin abi tholib untuk memberanikan diri setelah sebelumnya di kuatkan oleh sahabat yang lain bahwa beliau menunggu Ali bin abi tholib untuk meminang putri kesayangannya.

Hingga di sutu hari Ali memberanikan diri datang, awalnya beliau hanya duduk di samping Rosululloh dan lama tertunduk diam hinngga Rosululloh pun bertanya ”wahai putra Abu Tholib, apa yang engkau inginkan?”

Sejenak Ali terdiam, dan dengan suara bergetar ia pun menjawab, ”Ya Rosululloh, aku hendak meminang Fatimah” Mendengar jawaban Ali ini Beliau Solallahu alaihi wasallam tidak terkejut, “Bagus  wahai Ibnu Abu Tholib, beberapa waktu terakhir ini banyak yang melamar putriku, tetapi ia selalu menlaknya, oleh karena itu, tunggulah jawaban putriku”

Kemudia beliau Solallahu alaihi Wasallam, meninggalkan Ali dan bertanya kepada putrinya, ketika di tanya Fatimah hanya terdiam dan Rosululloh  Solallahu alaihi Wasallam menyimpulkan bahwa diamnya Fatimah pertanda kesetujuannya.

Rosululloh kemudian mendekati Ali dan bersabda ‘apakah engkau memiliki sesuatu yang akan engkau jadikan mahar wahai Ali?

Ali pun menjawab ”Orang tuaku yang menjadi penebusnya untukmu ya Rosululloh, tak ada yang aku sembunyikan darimu, aku hanya memiliki seekor unta untuk membantuku menyiram tanaman, sebuah pedang dan sebuah baju zirah dari besi”

Dengan tersenyum Rosululloh Solallahu alaihi Wasallam bersabda ‘wahai Ali, tidak mungkin engkau terpisah dengan pedangmu, karena dengannya engkau membela diri dari musuh musuh Alloh Subhanahu wa ta'ala, dan tidak mungkin juga engkau berpisah dengan untamu karena ia engkau butuhkan untuk membantumu mengairi tanamanmu, aku terima mahar baju besimu, juallah dan jadikan sebagai mahar untuk putriku”

Lalu Ali bin abi Tholib menjual baju besi tsb dengan harga 500 dirham dan menyerahkan uang tersebut kepada Rosululloh SAW, dan nabi saw membagi uang tersebut ke dalam 3 bagian.  satu bagian  untk kebutuhan Rumah tangga, satu bagian untuk wewangian dan satu bagian lagi di kembalikan kepada Ali bin abi tholib sebagai biaya untuk jamuan makan untuk para tamu yag menghadiri pesta.


Dan malam harinya setelah di halalkan oleh Alloh Subhanahu wa ta'ala, terjadilah dialog yang sangat menggetarkan.

Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali,

“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”,

Ali pun bertanya mengapa ia tak mau menikah dengannya, dan  apakah Fatimah menyesal menikah dengannya.

Sambil tersenyum Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu”.

Subhanallah, Tabarakallah, Indah sekali, pujian terindah yang di lakukan oleh seorang istri, sudah di mulai sejak 1430 tahun yang lalu.

Semoga mampu menginspirasi kita semua, bahwa materi bukan tolak ukur dari suatu hubungan, dan hubungan yang sesungguhnya adalah dimana terciptanya suatu perasaan-perasaan luar biasa setelah menikah.